Surabaya – Produsen air yang berbasis di Jawa Timur, Tanobel Group berencana untuk memperluas bisnis di bidang perhotelan dengan investasi sekitar Rp 500 miliar untuk membangun hotel dan resor mewah bintang lima di Surabaya dan Batu Malang tahun depan.
CEO Tanobel Hermanto Tanoto mengungkapkan rencana ekspansi didukung oleh target pemerintah untuk menari 20 juta wisatawan mancanegara pada akhir 2019. “Yang pasti kebutuhan fasilitas penginapan yang memadai akan meningkat. Ada banyak hotel kelas menengah namun hanya beberapa yang mengkhususkan diri pada hotel premium bintang lima. Kami melihat ini sebagai kesempatan,” ujar Hermanto.
Tanobel telah memulai pembangunan hotel yang memiliki kapasitas 384 kamar dan siap diluncurkan pada bulan Juni 2017 mendatang. Untuk itu mereka juga menyiapkan lahan seluas 25 hektar di Batu Malang untuk resor berkapasitas 200 kamar.
Semua jaringan hotel Tanobel akan dikelola oleh Tanly Hospitality Hotel Management yang saat ini telah mengelola 6 hotel, 3 di antaranya adalah hotel bintang 3 dan 3 yang lain adalah hotel bintang 2.
“Jawa Timur memiliki banyak destinasi wisata. Jadi, ketika wisatawan asing datang untuk mengunjungi provinsi, sudah ada fasilitas hotel yang memadai,” ucap Hermanto. Menurut Kepala Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Timur, Muhammad Sholeh, keputusan Tanobel Grup ini merupakan pilihan yang tepat karena Surabaya tak mempunyai fasilitas pariwisata yang memadai.
Selain hotel, Sholeh juga mengatakan jika akses penerbangan langsung dari Surabaya ke kota-kota di luar negeri juga terbatas hanya sekitar 10 penerbangan. Hal ini yang menjadi salah satu penyebab mengapa jumlah wisman yang masuk lewat Bandara Internasional Juanda tidak terlalu banyak.
Pada 9 bulan pertama tahun 2016, jumlah wisatawan mancanegara yang masuk melalui Bandara Internasional Juanda Surabaya adalah 155.210, meningkat 5% dari 147.741 pada periode yang sama tahun lalu. Sepanjang tahun 2015-2016, Jatim telah dikunjungi sekitar 500.000 wisatawan asing.
Namun pemerintah daerah tampaknya tak terlalu mendukung penguatan sektor pariwisata, terlihat dari dana APBD yang hanya dialokasikan sekitar 0,5% saja untuk mempromosikan pariwisata. Padahal Surabaya saat ini menempati urutan ke-6 kota tujuan wisata di Indonesia setelah Bali, Yogyakarta, Jakarta, Bandung, dan Riau.
Social Plugin