Meningkatnya aktivitas vulkanik Gunung Bromo memaksa Pihak UPT Bandara Abdul Rachman Saleh Malang untuk mengaktifkan kebijakan buka-tutup Bandara. Setelah sempat ditutup total selama 3 hari pasca batuknya Gunung Bromo mulai tanggal 11-13 Desember 2015, bandara di kota Apel ini kembali dibuka pada hari Senin (14/12). Bandara Abdul Rachman Saleh kemudian harus kembali ditutup pada hari Selasa hingga Kamis (15-17 Desember) lalu akibat sebaran abu vulkanik.

Dari kesembilan penerbangan yang dijadwalkan beroperasi di Bandara Abdul Rachman Saleh, hanya 4 penerbangan yang masih tersisa. Keempat penerbangan tersebut diantaranya adalah 2 kali penerbangan rute Malang-Jakarta milik Garuda Indonesia, 1 kali penerbangan rute Malang-Jakarta milik Batik Air, serta 1 kali penerbangan rute Malang-Denpasar milik Wings Air.
Sementara untuk maskapai Sriwijaya Air yang biasanya melakukan penerbangan 3 kali dengan rute Malang-Jakarta memilih mengalihkan pesawatnya ke Bandara Juanda Surabaya. Sedangkan Citilink rute Malang-Jakarta dengan frekuensi penerbangan 1 kali di Bandara Abdul Rachman Saleh telah membatalkan penerbangannya dan hanya memindahkan pesawat ke Bandara Juanda tanpa mengangkut penumpang.
Bandara Juanda di Surabaya sendiri yang tak terlalu terkena dampak erupsi Bromo telah beberapa kali menerima pengalihan penumpang menyusul ditutupnya Bandara Abdul Rachman Saleh Malang. Meski begitu, pihak Bandara Juanda menyampaikan tidak ada perubahan berarti terkait penerbangan pesawat di Bandara tersebut akibat penambahan volume penumpang dari Bandara Abdul Rachman Saleh Malang.
Erupsi Gunung Bromo setidaknya membuat jumlah penumpang di Bandara Abdul Rachman Saleh menyusut hingga 50%. Namun, jumlah penumpang diperkirakan akan naik lagi hingga 20% jelang natal dan tahun baru, dengan syarat kondisi cuaca semakin membaik hingga penghujung tahun.
Beralih ke sisi timur, aktivitas di Bandara Notohadinegoro di Kabupaten Jember terlihat masih normal pasca erupsi Gunung Bromo. Kepala Bandara Notohadinegoro, Edi Purnomo, menyatakan bahwa Bandara Notohadinegoro masih aman dari abu vulkanis Bromo. Penerbangan komersial di Bandara ini pun praktis tetap beroperasi normal.
"Erupsi Bromo sejauh ini belum memengaruhi rute penerbangan Surabaya-Jember dan Jember-Sumenep, sehingga aktivitas penerbangan komersial Garuda Indonesia dan Susi Air di Bandara Notohadinegoro masih beroperasi normal," ujarnya.
"Jumlah penumpang yang naik pesawat di Bandara Notohadinegoro juga masih stabil, rata-rata sekitar 60-70% dari total 70 kursi, sehingga meningkatnya aktivitas Gunung Bromo tidak berpengaruh terhadap animo penumpang," imbuh Edi.