Sekretaris PPIH Embarkasi Surabaya Jamal mengungkapkan bahwa perekaman biometrik dilakukan karena masih ada CJH asal Bali yang belum merekam data biometrik. “Belum semua CJH asal Bali menjalani perekaman biometrik. Sebab, di Bali tidak tersedia fasilitas tersebut. Hanya sebagian kecil jamaah yang sudah menjalani perekaman. Yang sudah itu lewat jalur mandiri. Mereka melakukannya di luar Bali,” ujar Jamal, seperti dilansir Jawapos.
Meskipun sudah ada jemaah yang sudah melakukan perekaman biometrik pun tetap direkam ulang saat di asrama. Proses biometrik sendiri tak berlangsung lama. Fungsi perekaman sendiri adalah untuk mempermudah proses imigrasi CJH saat masuk wilayah Arab Saudi, baik di Jeddah dan Madinah. “Perekaman biometrik ini tidak memerlukan waktu yang lama, sekitar 15 menit masing-masing JCH. Jadi nanti ketika di Saudi, jemaah hanya pengecekan satu sidik jari untuk memvalidasi,” sambung Jamal.
Penambahan fasilitas biometrik pun telah terpasang di Asrama Haji Sukolilo. Setidaknya terdapat 11 titik alat biometrik untuk para calon jemaah haji. “Petugas kami tentu sigap, jauh-jauh hari sudah siapkan biometrik ini. Mudah-mudahan tidak mengganggu jadwal penerbangan,” harapnya.
Sementara itu, dokter penerbangan KKP Kelas 1 Surabaya dr Bangun Cahyo Utomo mengungkapkan bahwa saat berada di asrama haji, para CJH embarkasi Surabaya harus menjalani pemeriksaan lagi untuk menentukan kelayakan terbang melalui Bandara Juanda. Saat penerbangan, CJH harus mempunyai kadar Hb 8,5 g/dL. Apabila kurang, saat berada dalam penerbangan yang kadar oksigennya rendah bisa mempengaruhi kebugaran tubuh. “Bila diketahui mengalami anemia, CJH langsung dirujuk ke RSU,” tutupnya.
Social Plugin