Rute penerbangan ini dilayani oleh Susi Air sebanyak tiga kali dalam seminggu, yaitu hari Rabu, Kamis, dan Jumat. Maskapai tersebut menggunakan pesawat perintis dengan kapasitas 12 penumpang. Penambahan frekuensi penerbangan, yang awalnya hanya dua kali menjadi tiga kali seminggu, tidak lepas dari antusiasme masyarakat yang akan melancong ke Pulau Putri tersebut.
“Prospek penerbangan ke Bawean cukup menjanjikan. Hal itu terlihat dari grafik jumlah penumpang selama masa penerbangan sejak 18 April lalu, yang angkanya selalu di atas 100 persen,” papar otoritas BAndara Harun Thohir, Jupri, seperti dikutip dari Jawa Pos. “Karena itu, frekuensi penerbangan ditambah menjadi tiga kali dalam seminggu.”
Hampir senada, Kepala Ticketing PT ASI Pudjiastuti Aviation, Anto Pariyanto, menyampaikan, rute Surabaya–Bawean dan sebaliknya paling banyak diserbu penumpang. Kursi selalu full dan untuk bisa terbang, penumpang harus antre booking minimal seminggu. Harga tiket pesawat sendiri dipatok Rp342.500 untuk rute Surabaya-Bawean dan Rp269.200 untuk rute Bawean-Surabaya.
Sementara itu, Samwal, anggota DPRD Jatim asal Bawean, meminta pemerintah serius mengembangkan Bandara Harun Thohir. Dengan demikian, pengembangan potensi Bawean sebagai destinasi wisata bahari Jawa Timur (Jatim) terus meningkat. ’’Ke depan, Bawean sangat menjanjikan dan potensial sebagai tujuan wisata bahari,” katanya.
Sebagai informasi, penerbangan rute Bawean-Surabaya ini sebelumnya dilayani oleh maskapai Airfast Indonesia, namun kontraknya telah berakhir sejak awal tahun 2019 lalu. Padahal moda transportasi udara ini cukup diminati oleh masyarakat, terutama ketika cuaca sedang buruk dan gelombang laut sedang tinggi.
Social Plugin