Jakarta – PT Angkasa Pura (AP) mengaku siap untuk menghadapi dampak erupsi dari Gunung Agung di Bali. Pasalnya sejak beberapa hari belakangan dilaporkan bahwa aktivitas magma Gunung Agung terus naik ke permukaan.
Menurut Corporate Secretary PT Angkasa Pura I Israwadi, apabila potensi terjadinya erupsi Gunung Agung semakin tinggi dan kondisi semakin mendesak, maka Bandara I Gusti Ngurah Rai akan mempersiapkan berbagai langkah mitigasi, misalnya saja dengan menyiapkan posko tanggap darurat bencana di bandara, fasilitas dan penunjang seperti layanan hotline contact center.
“Selain itu, help desk airlines untuk penumpang maskapai, media center untuk media massa, dan menyiapkan kendaraan bus atau roda empat untuk mengantar penumpang jika ingin mengganti rencana perjalanan via darat atau laut,” kata Israwadi di Jakarta, Rabu (27/9), seperti dilansir Netralnews.
PT AP I juga menjalankan prosedur operasional standar Airport Disaster Management Plan (AMDP) yang disosialisasikan kepada anggota Airport Emergency Committee (AEC) yang terdiri dari pemangku kepentingan terkait seperti TNI, Perum LPPNPI, Kepolisian Daerah setempat, maskapai, imigrasi, karantina, dan ground handling. “Sosialisasi ini memberitahukan mengenai tugas dan tanggung jawab agar apabila terjadi bencana, semua pihak sudah paham hal-hal apa saja yang harus dilakukan masing-masing pihak,” paparnya.
Di samping itu, sejumlah bandara yang lokasinya di dekat Bali juga akan dibuka 24 jam apabila Gunung Agung meletus. “Untuk bandara alternatif, kami terus koordinasi dengan seluruh pihak terkait. Seluruh bandara di dekat Bali akan buka 24 jam. Itu sudah ada jaminan dari PT Angkasa Pura I dan Kemenhub,” ucap General Manager AirNav Indonesia Cabang Utama Makassar Air Traffic Service Center (MATSC), Novy Pantaryanto.
Lebih lanjut Novy mengungkapkan bahwa hingga kini ada beberapa bandara internasional yang telah mengonfirmasi kesiapannya untuk beroperasi selama 24 jam, yaitu Bandara Internasional Juanda Surabaya, Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan (Balikpapan) dan Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado.
“Untuk Bandara Surabaya, Balikpapan, Manado dan Ambon sudah konfirmasi kesiapan operasi 24 jam. Contohnya Bandara Juanda di Surabaya yang jam operasinya sampai pukul 10 malam itu akan berubah menjadi 24 jam,” jelasnya.
Apabila sudah mulai muncul abu vulkanik, maka Bandara Ngurah Rai akan ditutup dan penerbangan dialihkan (divert) ke bandara-bandara terdekat. Bandara Juanda nantinya akan menampung 12 slot penerbangan, Bandara Lombok 2 penerbangan, dan Bandara Adi Soemarmo Solo 30 slot penerbangan.
Social Plugin