Menjelang musim ibadah haji 2017, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan akan melaksanakan verifikasi dan evaluasi terhadap 3 dari 12 bandara yang hendak melayani pemberangkatan embarkasi calon jemaah haji.
Ketiga bandara yang masih harus diverifikasi antara lain Bandara Internasional Minangkabau Padang, Bandara Internasional Lombok, dan Bandara Halim Perdanakusuma. Sedangkan 9 bandara lain telah dinyatakan lolos verifikasi. “Dari 12 bandara yang dioperasikan untuk embarkasi haji, ada tiga bandara yang harus diverifikasi untuk menjamin keselamatan,” ungkap Agus Santoso, Direktur Jenderal Perhubungan Udara di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Minggu (23/7), seperti dilansir Kumparan.
Lebih lanjut Agus memaparkan bahwa verifikasi dilaksanakan lantaran jumlah calon jemaah haji tahun 2017 ini meningkat sampai 31%. “Dengan kenaikan 31 persen kita membutuhkan frekuensi penerbangan lebih dan perlu pesawat dengan badan lebar. Ada tiga bandara yang runway-nya belum mencukupi,” ucapnya.
Pemeriksaan dan pengawasan terhadap sarana dan prasaran untuk penerbangan haji tahun ini dilakukan berdasar peraturan keselamatan penerbangan sipil Indonesia sesuai Standard Civil Aviation Safety Regulation (CASR) dan berbagai aturan lain. “Pemeriksaan dan pengawasan ini sebagai langkah untuk mengawal keselamatan, keamanan, dan kenyamanan jemaah selama pelayanan penerbangan haji. Baik itu sebelum (keberangkatan) maupun sesudah (kepulangan) jamaah haji,” papar Agus.
Nantinya ada 12 bandara embarkasi haji dan 5 bandara embarkasi antara haji. Keduabelas bandara embarkasi tersebut antara lain Bandara Sultan Iskandar Muda Banda Aceh, Bandara Kualanamu Deli Serdang, Bandara Minangkabau Padang, Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, dan Bandara Hang Nadim Batam, Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta, Bandara Adi Sumarmo Solo, Bandara Juanda Surabaya, Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Balikpapan, Bandara Syamsuddin Noor Banjarmasin, Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, dan Bandara Lombok Praya Lombok.
Pihak Kementerian Perhubungan (Kemenhub) juga meminta Kementerian Agama (Kemenag) untuk mengatur kepulangan para jemaah haji supaya tak mengalami delay. Sementara itu keberangkatan dari Indonesia nantinya pesawat jemaah haji akan memperoleh prioritas dari pihak otoritas bandara.
“Pulangnya yang mengatur negara Arab Saudi, jadi ini kami inginkan dari Kemenag membuat negosiasi, diskusi bagaimana caranya agar jemaah haji yang menggunakan penerbangan di Indonesia pemulangannya mendapat tempat prima,” tandasnya.
Social Plugin