Sidoarjo – Meski baru saja meraih prestasi sebagai bandara besar (bandara dengan 10-20 juta penumpang per tahun) paling tepat waktu di dunia tahun 2016, rupanya ada beberapa kalangan yang menganggap layanan di Bandara Internasional Juanda Surabaya masih kurang.

Ketua Perkumpulan Penyandang Cacat Mandiri (PPCM) Sidoarjo, Budi Hariyanto mengaku pernah akan ditolak saat berada di Bandara Internasional Juanda. Hari mengungkapkan bahwa kala itu ia hendak terbang menuju ke Jawa Tengah. Lantaran memaksa minta dipertemukan dengan petugas yang berwenang di Bandara Juanda, penyandang disabilitas ini pun akhirnya diizinkan untuk masuk bandara.
“Kenapa kami yang juga mempunyai hak, seakan dibatasi di tempat umum,” ujar Hari di Sidoarjo, Kamis (19/1). Selain pernah ditolak di Bandara Juanda, ternyata Hari juga pernah ditolak ketika akan menjalankan salat di Masjid Agung Sidoarjo karena memakai motor modifikasi roda tiga miliknya tak diizinkan masuk ke dekat tangga masjid.
“Karena waktu itu saya ngeyel minta dipanggilkan takmirnya, dan akhirnya takmir mempersilakan motor saya parkir naik dekat tangga dan saya bisa salat,” kisah Hari. “Ya saya berharap, di tempat umum, ada sarana untuk penderita seperti kami. Masa harus eyel-eyelan dulu baru diperbolehkan. Kami juga taat pajak, masa tidak hak untuk kami,” imbuhnya.
Pada kesempatan yang sama, Bupati Sidoarjo H. Saiful Ilah berjanji akan mengimbau para penjaga tempat ibadah, instansi umum, dan tempat-tempat lainnya untuk mengizinkan para penyandang disabilitas memperoleh haknya. “Kami akan koordinasikan dengan pihak-pihak yang ada, termasuk SKPD terkait untuk bisa melayani dan memberikan haknya para penderita disabilitas,” tegas Saiful.