Ngawi – Terpaksa. Sejumlah warga dusun Glagah Selang, Papungan, Pitu, Ngawi, menggunakan beragam cara untuk memenuhi kebutuhan air bersih.
warga dusun Glagah Selang, Papungan, Pitu, terpaksa harus mengambil air dari sungai yang jauhnya sekitar dua kilometer. Air yang kondisinya keruh itu untuk keperluan mandi dan mencuci saban hari. Maklum, warga dusun Glagah Selang, Papungan, Pitu , itu tengah terdampak kekeringan.
Kasni warga setempat mengatakan Kalau air bersih dari BPBD (badan penanggulangan bencana daerah) sudah habis dan belum ada pengiriman lagi, terpaksa ambil air di sungai. Akses menuju sungai tidak mudah. Harus berjalan kaki naik-turun bukit.
Sementara itu, dilansir dari Radar Ngawi, petugas BPBD Ngawi Yudha Herlambang menyebutkan 95 KK di Dusun Glagah Selang yang kesulitan memperoleh air bersih.
Pihaknya mendistribusikan 6.000 liter air bersih, Sabtu (16/9) lalu. Dropping air bersih itu untuk membantu warga mencukupi kebutuhan air bersih selama beberapa hari.
Yudha mengungkapkan, 15 desa telah meminta dropping air bersih. Jumlah itu baru separo dari hasil pendataan 30 desa yang rawan kekeringan.
Diberitakan sebelumnya, hingga Jumat (8/9) lalu, BPBD setempat mencatat terdapat 13 desa di enam kecamatan yang mengalami kekeringan. Data tersebut bertambah dari sebelumnya hanya delapan desa.
BPBD Ngawi, lanjut Yuda, mengirim 15 ribu hingga 20 ribu liter air bersih setiap harinya. Pengiriman dilakukan bergiliran ke 13 desa terdampak kekeringan.
Tak hanya BPBD, sejumlah instansi lain baik dari pemerintah maupun swasta juga ikut membantu menyuplai air untuk warga.
Data desa yang mengalami kekeringan bisa bertambah. Pasalnya musim kemarau diperkirakan masih akan berlangsung hingga akhir September. Pihaknya terus mengintensifkan pengiriman air bersih ke desa yang mengalami kekeringan. (Yi/RadarMadiun)
Social Plugin