Secara total, PT Angkasa Pura I melayani 710 penerbangan tambahan sepanjang musim mudik dan balik Lebaran. Menyusul Bandara Juanda, ada Bandara Internasional Adisutjipto di Yogyakarta yang melayani 130 penerbangan tambahan, diikuti oleh Bandara I Gusti Ngurah Rai di Denpasar yang mengoperasikan 122 penerbangan tambahan.
Sementara itu, menurut penuturan General Manager Angkasa Pura I Bandara Juanda, Heru Prasetyo, dilansir Jawa Pos, dari total 600 pengajuan penerbangan tambahan hingga H+7 Lebaran, yang terealisasi hanya 32 persen atau sebanyak 189 extra flight. Padahal, setiap pengajuan tersebut sudah mendapatkan slot masing-masing. Pembatalan slot penerbangan ini otomatis juga berdampak pada penerbangan lain.
Dalam setahun, biasanya terdapat dua kali masa ketika banyak maskapai yang mengajukan extra flight, yakni menjelang libur Lebaran serta libur Natal dan tahun baru atau akhir tahun. Sementara itu, dari segi jumlah pengajuan, yang paling banyak terjadi saat libur Lebaran. Sebab, durasi waktu yang diberikan cukup panjang.
Posko Lebaran Bandara Juanda mencatat, terdapat 2.582 penerbangan yang ter-cancel tahun ini. Perinciannya, 1.290 penerbangan kedatangan dan 1.292 penerbangan keberangkatan. “Hal ini wajar karena jumlah penumpang juga turun. Akibatnya, banyak maskapai yang tidak mau rugi sehingga menggabung penerbangan jadi satu,” kata Heru.
Sebenarnya permasalahan serupa memang terjadi setiap tahun. Bahkan, tahun lalu pengajuan extra flight jauh lebih banyak, mencapai 1.598 penerbangan. Namun, lagi-lagi yang terealisasi hanya sedikit, cuma 263 penerbangan. Untuk itu, PT Angkasa Pura I akan berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait permasalahan tersebut karena sangat berdampak pada lalu lintas pesawat.
Social Plugin