Di Sampit misalnya, harga tiket pesawat Sriwijaya Group atau Nam Air untuk rute Sampit-Semarang turun dari Rp 1,6 juta jadi Rp 1,3 juta saja. Sementara itu, rute Sampit-Surabaya dipatok dari Rp 1,2 juta menjadi Rp 1.020.000. Namun untuk rute Sampit-Jakarta belum turun, masih di harga Rp 1,5 juta.
Sejak akhir Maret 2019 lalu Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah menerbitkan aturan baru mengenai tarif batas bawah dan tarif batas atas tiket pesawat. Akan tetapi, Distrik Manager Sriwijaya Grup Tosio Urayama mengungkapkan jika penurunan harga tiket direncanakan bakal dilakukan secara bertahap. Namun harga tiket pesawat dapat bisa naik sewaktu-waktu bila menjelang momen Lebaran, Natal, dan Tahun Baru. “Harga tiket pesawat sudah mulai turun sekitar 2 minggu ini, tetapi untuk rute Sampit-Jakarta masih sama di harga Rp 1,5 juta,” kata Tosio.
Sementara itu, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan memastikan bahwa 3 maskapai nasional telah menetapkan harga tiket pesawat sesuai dengan regulasi yang berlaku. Direktur Jenderal Perhubungan Udara Polana B. Pramesti memastikan jika pihak Kemenhub akan terus memantau harga tiket pesawat supaya tidak melanggar peraturan yang berlaku.
“Kami terus memantau tarif tiket pesawat yang ditetapkan maskapai tidak melebihi tarif batas atas yang telah ditetapkan oleh Kemenhub agar jangan sampai memberatkan masyarakat,” jelas Polana. Berdasar hasil pemantauan, Kemenhub mengatakan bahwa 3 operator penerbangan seperti Sriwijaya Air, Lion Air, dan Garuda Indonesia untuk penerbangan dari Bandara Soekarno-Hatta masih belum melampaui tarif batas atas (TBA) yang telah ditetapkan.
Sebagai contoh, maskapai Sriwijaya Air mematok rute Jakarta-Balikpapan dengan tarif rata-rata Rp 1.526.050 dari TBA sebesar Rp 1.702.000. Lion Air dengan rute yang sama harganya Rp 1.262.950 dari TBA Rp 1.607.000. Sedangkan maskapai full service seperti Garuda Indonesia di rute yang sama membanderol tiket seharga Rp 1.695.488 dari ketetapan TBA sebesar Rp 1.891.000.
Social Plugin