Ponorogo – BPBD Ponorogo, menemukan adanya penurunan kualitas sumber mata air tiap tahun. Sepertinya, dampak musim kemarau masih menjadi pekerjaan rumah (PR) tahunan di Ponorogo. Selain itu, adanya perubahan iklim serta intensitas kemarau yang semakin panjang.
Kalaksa BPBD Ponorogo Sapto Djatmiko Tjipto Rahardjo mengatakan, penurunan kualitas sumber mata air berkisar 2-5 persen dari total ribuan titik yang ada di kabupaten ini. Disebabkan kondisi mata air yang kering.
Kondisi itu menyebabkan wilayah yang sebelum masuk zona hijau mata air, kini turun grade ke zona kuning bahkan masuk kategori zona merah atau kekeringan.
Sapto berasumsi fakta tersebut tidak lepas dari rusaknya lingkungan. Ditengarai hutan gundul di Ponorogokian meluas.
Menurutnya, pohon di sekitar sumber air ditebang secara legal maupun ilegal tanpa diikuti peremajaan. Padahal keberadaan vegetasi tersebut menjadi sumber utama terjaganya mata air.
Dia menyatakan bahwa reboisasi dan penjagaan sumber mata air menjadi satu-satunya solusi mengantisipasi berlanjutnya kekeringan di Ponorogo. Baik dilakukan pemerintah maupun masyarakat.
Sejauh ini baru Desa Duri, Slahung, yang mengajukan dropping air bersih ke BPBD, namun pihaknya khawatir terus bertambah karena kemarau masih panjang. (Sg/RadarMadiun)
Social Plugin