JAKARTA - Bandara Internasional Juanda merupakan salah satu bandara yang melayani jumlah penumpang terbesar ketika momen arus mudik dan balik Lebaran lalu, di samping Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Untuk menghadapi musik mudik Lebaran tahun depan, Kementerian Perhubungan akan mengoptimalkan bandara lain guna meningkatkan kapasitas di sektor udara.
Menurut rencana, bandara di Semarang (Bandara Ahmad Yani) dan bandara di Solo (Bandara Adi Soemarmo) bakal dimaksimalkan untuk mengurangi beban di Bandara Juanda dan Bandara Soekarno-Hatta ketika musim mudik Lebaran tahun 2018. Kedua bandara tersebut akan dibuat sub-hub sehingga penerbangan dari kedua kota tidak perlu transit lagi di Bandara Soekarno-Hatta atau Bandara Juanda.
“Jadi, nantinya penerbangan dari sana tidak perlu lagi transit di Bandara Soekarno-Hatta atau Bandara Juanda seperti hari-hari normal,” kata Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi. “Dengan begitu, ruang udara berkurang dan kapasitas longgar dan diharapkan kapasitas bisa meningkat 10 sampai 15 persen, terlebih kalau dengan mengoptimalkan wide body.”
Dalam evaluasi yang dilakukan Dinas Perhubungan Jawa Timur, layanan angkutan udara selama musik mudik Lebaran 2017 memang mengalami peningkatan sebesar 13,25 persen, dengan lonjakan penumpang mencapai 1.011.674 orang dari 978.836 di periode yang sama tahun lalu. Puncak arus mudik sendiri berlangsung pada H-2, sedangkan puncak arus balik terjadi pada H+4 Lebaran.
Angkutan Lebaran kali ini juga diberlakukan extra flight domestik sebanyak 301 penerbangan dan 31 penerbangan tambahan untuk angkutan internasional. Di Bandara Juanda sendiri, ekstra flight selama arus mudik dan balik Lebaran 2017 mengalami kenaikan hingga 220 persen dibanding tahun lalu. Jumlah masyarakat yang menggunakan transportasi udara untuk mudik cenderung mengalami peningkatan, demikian halnya dengan moda transportasi kereta api dan angkutan laut.
Social Plugin