Bandara merupakan salah satu fasilitas publik yang selalu ramai dikunjungi masyarakat. Pasalnya, bandara adalah tempat pelabuhan pesawat yang akan membawa penumpang untuk bepergian, baik ke luar kota maupun ke luar negeri.
Karena menjadi salah fasilitas umum yang sangat penting, tiap bandara di Indonesia (dan juga di luar negeri) tentunya telah dilengkapi dengan sarana dan prasarana pendukung. Sarana pendukung ini mencakup akses internet gratis dengan WiFi, tempat beribadah, toilet yang bersih, lounge, rumah makan atau restoran, hingga sarana transportasi.
Khusus untuk sarana transportasi, ini disediakan untuk melayani para penumpang atau calon penumpang yang hendak pergi dari atau ke bandara. Fasilitas transportasi ini sangat penting, terutama bagi pelanggan jasa yang kebetulan tidak menggunakan kendaraan pribadi untuk bepergian dari atau ke bandara.
Di bandara sendiri, ada beberapa jenis transportasi yang bisa dipilih. Umumnya, transportasi yang disediakan adalah bus dan taxi. Bus merupakan angkutan darat yang bersifat umum. Sementara jika penumpang ingin durasi waktu yang lebih cepat, maka bisa memilih moda transportasi taxi.
Taxi (atau taksi) sendiri merupakan sebuah transportasi non-pribadi yang umumnya berupa mobil sedan serta dapat merujuk kepada angkutan umum lain selain mobil yang mengangkut penumpang dalam kapasitas kecil, misalnya taksi air. Selain sedan, saat ini beberapa model taksi juga sudah banyak yang menggunakan mobil tipe MPV untuk menampung penumpang yang lebih banyak.
Di Indonesia, mobil yang sering digunakan sebagai taksi di antaranya Mitsubishi Lancer, Ford Laser, Toyota Vios, Toyota Corolla, KIA Pride Sedan, Nissan Sunny, dan Chevrolet Lova. Sementara, mobil jenis MPV yang digunakan sebagai taksi adalah Daihatsu Xenia, Honda Freed, dan juga Honda Jazz.
Khusus di Bandara Internasional Juanda, awalnya transportasi taksi di bandara ini didominasi oleh Taksi Prima yang merupakan milik Primer Koperasi Angkatan Laut (Primkopal) TNI AL. Namun, monopoli taksi tersebut membuat masyarakat resah karena mereka tidak memiliki alternatif lain sebagai moda transportasi ke bandara. Karena itu, setelah melalui proses hukum yang panjang, akhirnya Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) menyatakan operasional taksi di Bandara Juanda harus lebih terbuka.
Sebagai langkah awal, pada tahun 2013 lalu, ada tiga perusahaan taksi argo, yaitu Bosowa, O-Renz, dan Gold, yang akan bersaing dengan Taksi Prima milik Primkopal. Sebanyak 30 armada taksi ditempeli label “taksi bandara”. Selain itu, ada pula Taksi Kokapura (Koperasi Karyawan Angkasa Pura) yang dikelola oleh PT Angkasa Pura I.
Sementara untuk tarif tiket taksi, penumpang di Bandara Juanda kini juga tidak perlu khawatir lagi. Pasalnya, PT Angkasa Pura I telah menghadirkan mesin tiket sebagai tempat pemesanan dan pembayaran tiket taksi yang dipilih. Dengan mesin ini, para penumpang pun terhindar dari sopir taksi nakal yang gemar memasang tarif seenaknya.
Lalu, berapa tarif taksi dari Bandara Juanda ke Pelabuhan Tanjung Perak? Tarif taksi yang menghubungkan dua sarana publik ini berkisar Rp140.000 hingga Rp190.000 sekali perjalanan. Sementara, waktu tercepat yang diperlukan untuk perjalanan sejauh 33,4 km tersebut sekitar 39 menit jika lewat Jalan Tol Waru - Juanda atau Jalan Tol Surabaya - Gempol.
Social Plugin